Isu Poligami Dibawakan dalam Konsep Teater


PATI – Teater Suryopati, Institut Pesantren Matholiul Falah (Ipmafa) kembali membawakan pementasan teater dengan permasalahan gender. Pada Rabu (24/5) kemarin mereka membawakan lakon berjudul Poligami karya dari Zumrotun yang juga merupakan sutradara dari pementasan tersebut.

Pentas teater itu sendiri menceritakan kisah pernikahan Retno dan Aji. Hanya saja garagara tergoda oleh wanita cantik, Aji pun akhirnya memaksa untuk menikah lagi dengan Fira. Pernikahan keduanya itu dipaksakannya karena diakuinya boleh dilakukan.

Salah Memahami
Konflik pun terjadi karena pada akhirnya Aji tidak bisa berlaku adil dan menjadikan poligaminya itu lantaran nafsu belaka. Zumrotun, sutradara sekaligus ketua Teater Suryopati menyebutkan naskah itu sengaja dihadirkan untuk memberikan pemahaman kritis terhadap para penontonnya.

Pasalnya dia melihat saat ini banyak yang salah memahami konsep poligami yang ada. Sebagian masyarakat terkadang memahami bahwa poligami adalah kesunahan saja tanpa didasari tentang syarat-syaratnya.

“Apalagi sebagai mahasiswa yang tentu saja sudah dewasa dan akan menginjak pada pernikahan harus ada pemahaman tentang hukum dan syarat pernikahan agar tidak sembarangan mengambil keputusan seperti halnya poligami,” ujar Zumrotun kepada Suara Merdeka.

Dalam perjalanan pengkaryaannya mereka juga mengaku lebih menitikberatkan pada tema-tema religi mengingat teater tersebut berada di institut pesantren. Selain isu gender seringkali nilai-nilai luhur kehidupan pondok juga menjadi inspirasi mereka dalam berkarya.


“Pentas ini sebenarnya merupakan pentas produksi kelima. Sebelumnya kami juga pernah mengangkat cerpen karya Gus Mus yang berjudul Ning Ummi ke atas panggung. Kami memang berharap konsep kehidupan religi bisa menjadi karakter teater kami,” ujarnya. (dwa-61)

Sumber: Suara Merdeka
SHARE

IPMAFA

Institut Pesantren Mathali'ul Falah Pati

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment