Sikap Takzim Santri Dihadirkan dalam Drama

PATI – Sikap takzim yang khas di dunia pondok pesantren rupanya menjadi perhatian tersendiri bagi sejumlah anggota Teater Suryopati Institut Pesantren Matholiul Falah (Ipmafa) Pati.
Hal itu begitu terasa dalam sebuah panggung yang disuguhkan pada pentas yang digelar pada Jumat (27/5) kemarin. Sebuah naskah adaptasi dari cerpen Ning Ummi karya Gus Mus lah yang dipilih dalam pementasan kemarin.
Lakon itu menceritakan tentang Ning Ummi sebagai seorang santriwati yang dikenal sebagai sosok yang banyak dikagumi. Sebagai perempuan yang begitu religius, intelektual dan berwawasan luas, Ning Ummi menjadi sosok yang bisa dikatakan hampir sempurna.
Belum lagi Ning Ummi yang banyak dikenal aktif dalam sejumlah organisasi. Dengan karakter itu maka tak aneh jika Ning Ummi juga mendambakan sosok suami yang religius plus.
Perempuan yang menjadi kembang pesantren itu berharap pendampingnya nanti tak sekadar lelaki yang baik dari sisi agama, namun juga memiliki intelektual plus. Termasuk memiliki paras yang ganteng.
Konflik muncul setelah tiba-tiba rekan sepondok Ning Ummi tidak pernah mendapatkan kabar lagi dari sahabatnya itu. Namun secara mengejutkan, saat reuni digelar tiba-tiba diketahui kabar bahwa Ning Ummi telah menikah dengan seorang kiai sepuh beristri tiga.
Indayati, salah seorang anggota Teater Suryopati menjelaskan meski tidak dijelaskan secara langsung menurut sepemahamannya langkah yang diambil Ning Ummi itu dilakukan lantaran sikap takzimnya.
Meskipun sosok Ning Ummi memiliki cita-cita yang begitu tinggi akan pendamping hidupnya maka akhirnya dirinya merelakan keinginannya itu.
”Menurut kami, ketika seorang ulama, terlebih kiai memberikan arahan, tentu tidak secara sembarangan, namun dengan sejumlah pertimbangan yang baik,”ujar Inda.
Langkah itulah yang dimaksudkan sikap takzim seorang santri. Dan sekalipun dalam pilihan itu seorang santri masih diperkenankan untuk menolak, namun melihat kebijaksanaan dalam memilihkan itulah yang kemudian membuat keyakinan tersendiri bagi sejumlah santri.
Sementara itu, Futtiri Alfu Hikmah, ketua Teater Suryopati yang juga menjadi pemain dalam naskah itu mengatakan, pementasan itu merupakan pentas produksi yang keempat.
Dalam pementasan kali ini mereka memang tertarik dalam menghadirkan adaptasi cerpen tersebut. ”Lakon itu sangat dekat dengan kehidupan kami, maka dari itu kami tertarik untuk memilihnya,”ujar Hikmah kepada Suara Merdeka kemarin.
Dirinya berharap lewat pementasan tersebut ada pesan yang dapat disampaikan. Tentu pesan tersebut merupakan pesan yang baik. Rencananya pentas produksi seperti itu akan mereka gelar secara rutin setiap tahunnya.(dwa-24)
SHARE

IPMAFA

Institut Pesantren Mathali'ul Falah Pati

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment